Impostor syndrome mengacu pada perasaan diri yang meragukan dan tidak memadai meskipun terdapat bukti akan pencapaian dan kemampuan seseorang. Orang yang mengalami impostor syndrome seringkali percaya bahwa mereka tidak layak atas kesuksesan mereka atau bahwa mereka telah menipu orang lain sehingga dianggap lebih kompeten daripada kenyataannya. Mereka mengatribusikan pencapaian mereka kepada keberuntungan atau faktor eksternal daripada mengakui keterampilan dan kerja keras mereka sendiri. Impostor syndrome dapat mempengaruhi individu dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan personal, pencapaian akademik, dan karier profesional. Hal ini terutama umum terjadi di antara individu yang berprestasi tinggi, seperti mahasiswa, profesional, dan kreatif, yang mungkin selalu berusaha mencapai kesempurnaan dan takut terbongkar sebagai penipu. Jadi, apakah kamu termasuk di antaranya? Atau pernah mengalaminya? #serunyamembaca #katanyakezia #youdoyou #reviewbuku